Keranda Tua
oleh Dhika pada 22 Mei 2010 jam 7:04
Embun pagi ini akan jadi air mata…
Tua renta yang dulu kuat
Kini tlah tercabik usia
Pemuda yang dulu bugar
Kini tlah terjilat waktu
Jangan tanyakan
mengapa jiwa-jiwa pergi dan tak bisa dihantikan ?
jangan tanyakan,
mengapa senyumnya hilang
saat mentari menyapa lautan
jangan tanyakan,
mengapa sekarang auranya kosong
di belantara kehidupan
jika kau menemui orang-orang disekitarnya
bergaun hitam
jangan tanyakan mengapa mutiara putih
jatuh satu persatu dikelopak mata
yang kini tak bening
akan tetapi pudar
nenek,
sekarang engkau tak lagi belai rambutku
Cium jidat dan pipiku seperti kemarin
peluk hangatmu tak lagi dapat ku rasakan
Nek, meski kau diam di keranda tua ini tanpa nafas
Meski tubuh dinginmu enggan bercerita
Tentang hidup…
Namun tawa dan senyummu di masa lalu
Tlah jadi pengobat dukaku
Yang siap mengantarmu ke pusara terindah
Nek, selamat jalan…
Semoga tuhan mempertemukan kita lagi
Di kehidupan mendatang
Makassar, 13 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar