Jumat, 18 Februari 2011

Musim Dibulan Mei

Musim Dibulan Mei

oleh Dhika pada 06 Februari 2011 jam 14:44
Ada suatu malam,
Kau akan mimpikan air mataku
Jatuh diatas nisan yang tak bernama.
Kemudian akan tumbuh tunas
Lalu menjadi pohon yang menaungi sebuah rumah
Rumah yang dulu kau sembunyikan kuncinya
Sebelum salam terakhir kau titip untukku …

Dan suatu malam,
Mungkin kau akan melihat air mataku memerah
Semerah darah yang bergelombang di sebuah pelaminan.
Tepat saat kau serahkan maharmu pada musim yang basah …
Saat gaun pengantin kau kenakan pada perempuanmu …
Saat cincin kau lilitkan di jemari kasihmu …

Saat itu pula,
Mungkin aku akan menolak malam.
Bahkan, aku takkan menuju pada sebuah malam
Yang berpesta.
Kasihku, aku akan tetap disini bersama senja
Di sebuah musim yang hampa
Kelam tanpa setitik cahaya cinta

Sayangku, kau telah di guyur hujan di musim ini
Dan aku telah basah
Bahkan aku kedinginan
Sangat kedinginan …
Kulitku memucat, cintaku karat, rinduku mengerat …
Aku sungguh tak berdaya di musim ini

Lelakiku, adakah selaksa harapan
kembali pada pucuk kebahagiaan sampai kita mengering ?
Cinta, saat musim di bulan mei hanya sampai pada catatan harian kita
Kuharap seminya waktu itu masih kurasa dalam kerinduan.
Atau bila cinta di musim ini lebih kuat dari pada kematian,
Tolong, sisakan satu bait saja puisimu untukku
Yang akan kau bacakan kelak di hadapan makamku.


Makassar, 01 januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar