Jumat, 18 Februari 2011

Untukmu Yang Memandangku Tajam

oleh Dhika pada 28 Februari 2010 jam 9:15
Untukmu
Yang Memandangku Tajam


Kubiarkan tetes hujan kali ini
Aliri lekuk wajahku…
Kuyakin, ia akan mengalir beku
Diantara karang ilusi.

Masih hujan,
Tapi sudihkah kau petik selaksa bintang
Dan meletakkan pada peluh perih jiwaku ?
Jangan takut,
Kupastikan tak ada satu pun daun kering
Di telapak malam menghela nafasmu bisu.
Ataukah kupinta, leburkan saja
Bayangnya bersama ombak yang menari.

Malam ini, kupandang kau melukis namamu
Dengan sebatang sepi,
Dibawah langit berkelambu tirai hitam.

Wahai kekasih hati
Yang memandangku tajam,
Berjubah hitam
Ditengah gelap pesisir pantai tanjung bayam.
Sudihkah kau menulis dan mengeja namaku
Pada pasir di tepi pantai ?
Kalau kau takut ombak menghapusnya, Abaikanlah.


Karena walaupun namaku terhapus,
Yakin, atas nama lautan
Namamu tidak akan pernah terhapus dari hatiku.

Wahai mentari yang tengah tidur
dipangkuan cakrawala…
Esok, ketika kau bangun dari peraduanmu,
Tolong, sampaikan salamku
Pada kekasih yang memandangku tajam tadi malam.


Tanjung bayam, 31 januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar